Wednesday, September 29, 2010

EKOWISATA : Ubaya Peduli Waduk Tanjungan Mojokerto MELALUI KARYA MAHASISWA TEKNIK MANUFAKTUR UBAYA : WATER BIKE

Sebagai salah satu universitas swasta terbesar, tentu keberadaan Ubaya tak bisa dilepaskan dari masyarakat. Dan untuk mempererat kerjasama yang baik antara Ubaya dan masyarakat, pada 25 September 2010 silam diadakanlah sebuah acara “Kreatif dan Cinta Lingkungan Melalui Ekowisata Pendidikan di Waduk Tanjungan”. Waduk Tanjungan sendiri terletak di desa Tanjungan kecamatan Kemlagi, kabupaten Mojokerto.

Acara ini merupakan salah satu rangkaian acara dari program “IPTEK Bagi Wilayah” dari DIKTI, dimana Perguruan Tinggi wajib mengaplikasikan ilmu dan teknologi yang dimiliki pada masyarakat. Tentu ada alasan mengapa waduk Tanjungan yang dipilih. Keberadaan kampus III Ubaya, yaitu UTC yang terletak di Trawas kabupaten Mojokerto adalah salah satu faktor yang cukup berpengaruh. Karena keberadaan UTC di Mojokerto, maka Ubaya melalui LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat) dan TEKNIK MANUFAKTUR bekerjasama dengan Pemkab Mojokerto untuk mengembangkan potensi yang ada di kabupaten itu. Dan dipilihlah waduk Tanjungan sebagai loksi yang tepat untuk dikembangkan.

“Harapan dari bapak Bupati ini bisa dijadikan sebagai obyek wisata kembali, terutama wisata pendidikan,” ungkap ketua LPPM, Prof Dr Jatie K.Poedjibudojo. Dan sebagai langkah awal dimulainya rencana obyek wisata pendidikan itu, pada hari tersebut diadakan serangkaian kegiatan pendidikan.

Sebenarnya acara ini sudah berlangsung sejak tanggal 12 (September 2010) kemarin, yaitu acara orkes Melayu. Hari ini akan ada peresmian obyek ekowisata Tanjungan oleh bapak Bupati dan penyerahan sepeda air (WATER BIKE KARYA MAHASISWA TEKNIK MANUFAKTUR UBAYA) oleh rektor (Ubaya),” jelas Achmad SiP, sekretaris desa Tanjungan.

Dengan bantuan dari Ubaya ini, masyarakat sekitar sangat bersyukur dan berterima kasih. “Kami sangat berterima kasih pada Ubaya, karena tanpa sentuhan tangan Ubaya, tidak akan tercipta ekowisata di desa Tanjungan,” ungkap kepala desa Tanjungan, Suparlik SP. “Desa Tanjungan ini sempat tertidur untuk sementara, dengan bantuan ini semoga Tanjungan bisa bangkit lagi dengan ekowisata ini,” lanjut Suparlik. “Keramba jarring apung ini semoga bisa membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat. Sedangkan untuk sepeda air, kalau bisa jangan hanya 1, tetapi lebih,” harap wanita ramah ini lebih lanjut.


FOTO LAIN:

Proses Pembuatan Water Bike di Lab. Sistem dan Teknologi Manufaktur

Proses Assembly Water Bike

Proses Finishing di Lab. Desain Produk Teknik Manufaktur

Saat Lomba Water Bike Competition di Kali Mas Surabaya

Dapat Juara III